Mitra Bentala menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi anggota Desa Tangguh Bencana (Destana) pada Sabtu, 27 April 2024, di Balai Desa Maja. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Destana Maja dalam menghadapi berbagai potensi bencana.
Dewi Ira Rahmawati, perwakilan dari Mitra Bentala, menyampaikan ada 3 (tiga) topik yang diberikan pada pelatihan ini yaitu; pentingnya membangun sistem peringatan dini kebencanaan (Early Warning System), pertolongan pertama pada korban bencana, dan membangun sistem informasi melalui website.
Kepala Desa Maja, Bapak Arlizon, membuka acara dan berharap anggota DESTANA Desa Maja. Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan agar dapat menerapkan pengetahun yang diperoleh, mengingat DESTANA merupakan garda terdepan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Bapak Wahyu Hidayat selaku ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Lampung Selatan memberikan materi tentang pentingnya sistem peringatan dini atau dikenal dengan isltilah Early Warning System (EWS). Materi ini mencakup peran penting dari EWS dalam mendeteksi dan memberikan informasi awal mengenai potensi bencana, pentingnya keberadaan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisikia (BMKG) yang berwenang mengeluarkan peringatan dini sesuai undang-undang, keterlibatan stakeholder (BPBD, Polisi, Pemkot, Pemdes, dan Destana) dalam penyebaran informasi EWS kepada masyarakat. Masyarakat Indonesia memiliki kearifan lokal yang sebetulnya merupakan dari bagian peringatan dini yang selama ini tidak disadari yaitu kentongan, Di desa-desa jika ada sesuatu yang darurat biasanya akan ada bunyi kentongan, namun saat ini hal tersebut sering diabaikan, padahal aksi ini dapat dijadikan salahsatu respon yang cepat dan tepat untuk digunakan sebagai media informasi dan komunikasi.
Muhammad Yusuf, relawan PMI Kabupaten Lampung Selatan, memberikan pelatihan tentang pertolongan pertama. Dalam sesi ini, para peserta belajar tentang dasar-dasar pertolongan pertama, termasuk tindakan yang harus dilakukan saat terjadi kecelakaan atau cidera. Materi yang disampaikan juga mencakup keamanan diri, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan dasar hukum yang mendasari pertolongan pertama. Para peserta juga diberi kesempatan untuk mempraktekkan berbagai teknik pembalutan dan pembidaian.
Agustinus Leantoro memberikan materi tentang peran penting website dan media sosial dalam pengurangan risiko bencana serta respon darurat bencana. Pelatihan ini mencakup definisi website, cara akses, dan manfaatnya dalam penyebaran informasi. Peserta juga belajar bagaimana menggunakan media sosial untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi terkait bencana.
Pelatihan ini mendapat respons positif dari para peserta dengan adanya pengetahuan tentang pentingnya sistem peringatan dini, pertolongan pertama, dan penggunaan teknologi dalam mendukung pengurangan risiko bencana.